My Love

Thursday, December 25, 2008

Cerpen Choii

JUST FOR YOU

Seorang cewek yang berwajah dewasa dan baru berumur 15 tahun, mementingkan penampilan dan bodinya itu emang udah biasa. Termasuk juga milih warna kulit sawo matang sampai ngerasa perlu di putihi. Di jangan modern begini, dari rambut, mau warna apa aja bisa suka-suka, begitu juga masalah bodi. Tuntutan bodi kayak model inilah. Yang bikin cewek remaja kena dilema.

Mereka berusaha diet dan segala cara. “Pokoknya aku pingin langsing” pikiran inilah bikin buta. Mereka jadi males makan, ngemil, apalagi makanan yang berlemak seperti gorengan.

Tapi bagiku makanan itu lagi yang bikin aku ngiler, setiap ngelihat makanan yang beradonan terigu, dan sayuran itu. Cewek bernama Nuri lah yang memiliki prinsip demikian, yang penting perutnya kenyang, itu yang membuat dirinya kenyang. Cuek mengontrol makan dan yang penting kenyang membuat dirinya menerima akibat dari prinsip itu sendiri.

Nyalalah keadaan bodinya yang mengembang lebih besar dari temen-temennya yang lain, perut berlipat dua membuat Nuri selalu lamban dalam melakukan kegiatan. Tapi baginya itu nggak masalah, percaya diri yang besar ia di pertahankan selalu, apa lagi di cibir oleh orang lain, cuek saja!!? Anggap saya ayam lagi berkokok, lupakan!!!

Nuri!!!

Setiap hari telinga Nuri selalu menangkap sinyal orang yang berteriak seperti tadi. “Wiwi si super super pelit, over kontrol terhadap bodinya sendiri, itu yang membuat Nuri risih. Prinsip Wiwi berbeda yang banget dengan prinsip adiknya ini. Tapi ada kelebihan juga yang dimiliki Wiwi, dan tentunya nggak dimiliki Nuri, Satu kata yang cukup indah di dengar bagi para cewek yaitu langsing.

Hm....!!! Gumam Nuri yang duduk di sofa sambil menonton tv dengan santai. Kemalasan terpancar dari wajahnya. “Nuri !!!” bentak Wiwi yang sudah berdiri di hadapan Nuri, cemilan yang sedang di makan Nuri membuat mata Wiwi semakin terbelalak.

“Ce...malam itu ka...n???”

“Apa?” tanya Nuri heran

“Itu punyaku, camilan dari Nuri,” Nuri merengut kesal.

“Itu kan sudah jadi milikku”

“Dasar Gembu....!!!” udah cukup makan puluhan cemilan yang ada dilemari makan, nggak sadar badan udah membengkak ya...?!” cibir wiwi begitu kesal.

Nuri tidak mau kalah. “Terserah aku dong, miss slim!”

Wiwi mengernyitkan dahinya, sorotan mata yang kesal menatap Nuri, seraya melengos pergi dari pandangan Nuri, Wiwi menggerutu kecut, “kamu pasti nggak akan tahan dengan kondisi badan yang gendut kayak gitu!”

“Gak bakalan!” sewot Nuri begitu angkuh.

“Aku mohon...bantu aku, selama satu Minggu ini aku mau melakukan diet.”

Wiwi tersentak kaget, matanya melotot seakan mau loncat posisi duduknya pun tidak rilek lagi, berubah menjadi tegang.

“Beneran?” teganya.

Nuri mengangguk pelan dengan wajah memelas.

Wiwi terdiam sejenak, “Baiklah...aku akan membantumu, kamu mau melakukan diet menurunkan berat badan itu karena Revan kan?” tuturnya dengan nada agak menggoda, kebetulan Wiwi sudah mengetahui tentang Revan.

Nuri terhenyak kaget, wajahnya merah merona menahan malu, perlahan ia mengangguk dengan tersenyum manis.

“Sudah ku duga ha.....ha.....ha....makanya jangan bilang nggak butuh badan langsing.” Ketawa Wiwi begitu nyaring namun terasa menusuk hati.

Mendengar Wiwi mencibir suasana hati Nuri berubah drastis, hati yang berbunga-bunga menjadi hati yang diselubungi kekesalan, “menyebalkan!!” lengosnya.

“Hanya untuk Revan, aku menjilat ludah sendiri, rela diet karena ingin punya badan yang langsing. Padahal gimana lagi, kalau menunjukkan bodi segede gini. Revan bisa balik lagi ke Bandung, gak mau mudik karena mual lihat kondisi badan aku, lari tunggang langgan gak baik lagi. “Pikiran Nuri terus bergejolak dalam Jeritan hatinya.

Beberapa hari ini, Nuri mengawasi aktivitas yang terbilang sadis, Demi mendapatkan hasil yang baik, setiap pagi joging sampai 1km di mulai dari rumah sampai perbatasan wilayah daerah sebelah. Saat siang, main karet spring minimal 100 putaran dan terkadang bermain Holla hop, Jika sempat, Nuri dan Wiwi fitnes bersama. Tidak lupa setiap sore dan malam sikap sebanyak 150 kali.

Sesosok Cewek yang putih bersih, serasa memantulkan cahaya bila melihatnya dan jika harus melihatnya aku terasa silau. Nuri yang menatap terus Revan yang karena itu pun serasa mau memeluknya dengan erat. Ia tengah berjalan menghampiri Nuri yang berdiri di ruang tamu, perlahan wajahnya yang agak samar itu semakin jelas paras cakepnya.

“Dag..Dig...Dug...” jantung Nuri berdetik kencang. Penampilan Nuri yang berbeda pun terlihat menyolok (tidak gendut tidak kurus) lumayan dan semakin manis.

Revan tersenyum tipis seraya berhenti dihadapkan Nuri yang mematung karena saking nervousnya. Perlahan Revan mendekati telinga Nuri, dengan lembut ia berkata, “sekarang kamu lebih seksi.”

Dengan senyuman tipis pula.

Mendengar itu mata Nuri semakin berbinar, wajahnya merah padam.

“Thanks” pelan Nuri, dengan sekuat tenaga Nuri berkata demikian seraya tersenyum manis.

Kata seksi emang pantas untuk Nuri tapi, bagi Nuri usahamu yang belum diketahui Revan itu hanya diartikan di dalam hati, usaha selama ini yang ia lakon amat keras.

No comments: